Rabu, 05 September 2018




Judul Buku : Manusia, Filsafat, dan Sejarah
Pengarang : Dr. Juraid Abdullah Latief, M.Hum.
Penerbit : PT Bumi Aksara
Tahun Terbit : Oktober 2006
Jumlah halaman : 122 halaman
Judul resensi : Manusia, Filsafat, dan Sejarah
Iktisar isi buku :
Buku ini membahas tentang manusia yang menjadi pelaku sekaligus subjek sejarah dalam berbagai kondisi serta peristiwa yang layak dikaji dalam ilmu sejarah, karena tidak semua peristiwa dapat dijadikan patokan  atau dasar sejarah.
Sejarah dapat diartikan sebagai pengungkapan atau perumusan realita di masa lampau. Perumusan tersebut nantinya menjadi sebuah realitas bersejarah. Seorang sejarawan harus memandang peristiwa melalui berbagai aspek, termasuk juga menyesuaikan antara jejak-jejak masa lalu dengan kondisi saat ini. Hal lain yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan adalah upaya pendalaman pada masa lampau yang tidak dapat terulang. Oleh sebab itu, ungkapan Frederich Schlegel yang menyatakan seorang sejarawan mempunyai tanggungjawab besar memang dapat dibenarkan.
Manusia, filsafat, dan sejarah mempunyai 4 syarat ilmiah seperti yang dikemukakan oleh Poedjawijatna, yaitu : objektif, bermetode, bersistem, dan berwujud universal. Manusia, filsafat, dan sejarah adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipidahkan karena satu sama lain saling mempengaruhi.
Hender dalam Taufik Abdullah mengungkapkan bahwa sejarah adalah proses tercapainya kemanusiaan yang tinggi, Karena di dalamnya terdapat upaya dalam mencari jati diri. Dalam sejarah dibutuhkan kolektifitas, proses pengungkapan yang mendalam, serta pembuktian sebagai upaya faliditas. Manusia sejarah dengan sejarah manusia memiliki makna yang berbeda. Dua kata yang mengandung filosofi tersebut dapat diterjemahkan dengan uraian terpisah.
Hakikat manusia merupakan salah satu yang sering ditanyakan, namun muncul suatu pemikiran bahwa manusia baru dapat menemukan hakikatnya ketika pikiran mereka telah keluar dari manusia. Proses tersebut sekaligus upaya untuk mengenali diri sendiri. Aristoteles mengidentifikasi sejumlah kelebihan manusia yang tidak dimiliki oleh hewan. Begitupula dengan seorang ulama berkebangsaan Iran, Murtadha Muttahari yang mengkaji berlandaskan Al-Quran. Dalam perspektif islam dijelaskan bahwa manusia adalah khalifah di mukabumi dengan derajat intelegensi paling tinggi.
Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, manusia berada pada strata tertinggi, tetapi jangan melupakan segala kekurangan yang turut menempatkan manusia pada derajat paling rendah dalam tingkatan kemanusiaan. Teori Evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia pertama adalah kera tentusaja mendapat tentangan, tak terkecuali dari kaum muslim, salah satunya Abbas Mahmud Al-Aqqad. Johanes Harza Lern yang merupakan seorang ilmuwan Barat mengungkapkan bahwa tidak ada sifat maupun bentuk manusia yang mirip dengan binatang.
Alam, sejarah, dan kebudayaan dapat dipahami menjadi satu relevansi dengan manusia sebagai symbol yang bermakna menyatukan. Makna esensial dari alam akan muncul apabila dikaitkan dengan manusia yang bertugas menjaganya.
Konteks sejarah dengan alam dan kebudayaan dengan alam dapat diartikan seperti rumah (alam) dan penghuninya (manusia). Sedangkan perkembangan kebudayaan hanya dapat dipahami dengan perspektif sejarah.
Dua hal paling penting dalam sejarah adalah nilai kegunaan dan keterkaitannya dengan waktu. Secara implisit, hakikat sejarah tidak hanya meliputi manusia, ruang, dan waktu, melainkan integrasi dari 3 unsur itu untuk kemudian melahirkan tema sejarah.
Kesadaran sejarah sangat diperlukan, namun sebelumnya perlu dipahami tentang pentingnya hakekat kesadaran sejarah. Fakta sejarah yang selama ini dijadikan sebagai ukuran dalam kesadaran sejarah dirasa masih belum cukup, pengecekan pada validitas sumber fakta perlu dilakukan agar pengetahuan tentang fakta sejarah yang dilakukan oleh masyarakat dapat dipertanggungjawabkan.
Kelebihan dan kekurangan isi buku :
Buku Manusia, Filsafat, dan Sejarah ini menjelaskan tentang masih-masing topik bahasan dengan cukup detail disertai beberapa contoh sehingga lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi buku. Namun, terdapat kelemahan yang saya temukan di dalam buku ini, yaitu berupa penggunaan bahasa yang tingkat pemahaman bahasanya tinggi dan perlu penalaran ekstra untuk mengerti keseluruhan isi.
Kesimpulan :
Menurut saya peresensi berpendapat bahwa buku yang berjudul Manusia, Filsafat, dan Sejarah ini mengulas secara detail tentang peran, hakikat, pemikiran para tokoh, serta fakta-fakta tentang sejarah dan filsafat. Buku ini dapat dijadikan sebagai referensi bacaan untuk menambah pengetahuan tentang sejarah yang tidak dapat dipisahkan dari ilmu filsafat. Walaupun terdapat beberapa kekurangan, namun pemikiran tajam sang penulis layak diapresiasi dengan cara membaca serta memanfaatkan isi buku dengan sebaik-baiknya.