Judul Buku : Manusia, Filsafat, dan Sejarah
Pengarang : Dr. Juraid Abdullah Latief, M.Hum.
Penerbit : PT Bumi Aksara
Tahun Terbit : Oktober 2006
Jumlah halaman : 122 halaman
Judul resensi : Manusia, Filsafat, dan Sejarah
Iktisar isi buku :
Buku ini membahas tentang manusia yang menjadi pelaku sekaligus
subjek sejarah dalam berbagai kondisi serta peristiwa yang layak dikaji dalam
ilmu sejarah, karena tidak semua peristiwa dapat dijadikan patokan atau dasar sejarah.
Sejarah dapat diartikan sebagai pengungkapan atau perumusan
realita di masa lampau. Perumusan tersebut nantinya menjadi sebuah realitas
bersejarah. Seorang sejarawan harus memandang peristiwa melalui berbagai aspek,
termasuk juga menyesuaikan antara jejak-jejak masa lalu dengan kondisi saat
ini. Hal lain yang harus dilakukan oleh seorang sejarawan adalah upaya
pendalaman pada masa lampau yang tidak dapat terulang. Oleh sebab itu, ungkapan
Frederich Schlegel yang menyatakan seorang sejarawan mempunyai tanggungjawab
besar memang dapat dibenarkan.
Manusia, filsafat, dan sejarah mempunyai 4 syarat ilmiah seperti
yang dikemukakan oleh Poedjawijatna, yaitu : objektif, bermetode, bersistem,
dan berwujud universal. Manusia, filsafat, dan sejarah adalah satu kesatuan
yang tidak dapat dipidahkan karena satu sama lain saling mempengaruhi.
Hender dalam Taufik Abdullah mengungkapkan bahwa sejarah adalah
proses tercapainya kemanusiaan yang tinggi, Karena di dalamnya terdapat upaya
dalam mencari jati diri. Dalam sejarah dibutuhkan kolektifitas, proses pengungkapan
yang mendalam, serta pembuktian sebagai upaya faliditas. Manusia sejarah dengan
sejarah manusia memiliki makna yang berbeda. Dua kata yang mengandung filosofi
tersebut dapat diterjemahkan dengan uraian terpisah.
Hakikat manusia merupakan salah satu yang sering ditanyakan,
namun muncul suatu pemikiran bahwa manusia baru dapat menemukan hakikatnya
ketika pikiran mereka telah keluar dari manusia. Proses tersebut sekaligus
upaya untuk mengenali diri sendiri. Aristoteles mengidentifikasi sejumlah kelebihan
manusia yang tidak dimiliki oleh hewan. Begitupula dengan seorang ulama
berkebangsaan Iran, Murtadha Muttahari yang mengkaji berlandaskan Al-Quran.
Dalam perspektif islam dijelaskan bahwa manusia adalah khalifah di mukabumi
dengan derajat intelegensi paling tinggi.
Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, manusia berada pada
strata tertinggi, tetapi jangan melupakan segala kekurangan yang turut
menempatkan manusia pada derajat paling rendah dalam tingkatan kemanusiaan.
Teori Evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia pertama adalah kera
tentusaja mendapat tentangan, tak terkecuali dari kaum muslim, salah satunya
Abbas Mahmud Al-Aqqad. Johanes Harza Lern yang merupakan seorang ilmuwan Barat
mengungkapkan bahwa tidak ada sifat maupun bentuk manusia yang mirip dengan
binatang.
Alam, sejarah, dan kebudayaan dapat dipahami menjadi satu
relevansi dengan manusia sebagai symbol yang bermakna menyatukan. Makna
esensial dari alam akan muncul apabila dikaitkan dengan manusia yang bertugas
menjaganya.
Konteks sejarah dengan alam dan kebudayaan dengan alam dapat
diartikan seperti rumah (alam) dan penghuninya (manusia). Sedangkan
perkembangan kebudayaan hanya dapat dipahami dengan perspektif sejarah.
Dua hal paling penting dalam sejarah adalah nilai kegunaan dan
keterkaitannya dengan waktu. Secara implisit, hakikat sejarah tidak hanya
meliputi manusia, ruang, dan waktu, melainkan integrasi dari 3 unsur itu untuk
kemudian melahirkan tema sejarah.
Kesadaran sejarah sangat diperlukan, namun sebelumnya perlu
dipahami tentang pentingnya hakekat kesadaran sejarah. Fakta sejarah yang
selama ini dijadikan sebagai ukuran dalam kesadaran sejarah dirasa masih belum
cukup, pengecekan pada validitas sumber fakta perlu dilakukan agar pengetahuan
tentang fakta sejarah yang dilakukan oleh masyarakat dapat
dipertanggungjawabkan.
Kelebihan dan kekurangan isi buku :
Buku Manusia, Filsafat, dan Sejarah ini menjelaskan tentang
masih-masing topik bahasan dengan cukup detail disertai beberapa contoh
sehingga lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi buku. Namun, terdapat
kelemahan yang saya temukan di dalam buku ini, yaitu berupa penggunaan bahasa
yang tingkat pemahaman bahasanya tinggi dan perlu penalaran ekstra untuk
mengerti keseluruhan isi.
Kesimpulan :
Menurut saya peresensi berpendapat bahwa buku yang berjudul
Manusia, Filsafat, dan Sejarah ini mengulas secara detail tentang peran,
hakikat, pemikiran para tokoh, serta fakta-fakta tentang sejarah dan filsafat.
Buku ini dapat dijadikan sebagai referensi bacaan untuk menambah pengetahuan tentang
sejarah yang tidak dapat dipisahkan dari ilmu filsafat. Walaupun terdapat
beberapa kekurangan, namun pemikiran tajam sang penulis layak diapresiasi
dengan cara membaca serta memanfaatkan isi buku dengan sebaik-baiknya.